1. Alat untuk mengekstrak (ekstraktor)
Pemisahan suatu senyawa dari campurannya atau lebih dikenal dengan istilah pemurnian dapat dilakukan dengan berbagai metoda. Metoda yang dapat ditempuh adalah metoda ekstraksi, distilasi, atau dengan kromatografi.
Ektraksi
merupakan salah satu langkah untuk mendapatkan senyawa dari sistem
campuran. Berdasarkan fasanya, ektraksi dikelompokkan menjadi ekstraksi
cair-cair dan padat-cair. Ektraksi cair-cair dilakukan untuk mendapatkan
suatu senyawa dalam campuran berfasa cair dengan pelarut lain yang
fasanya cair juga. Prinsip dasar pemisahan ini adalah pemisahan senyawa
yang memiliki perbedaan kelarutan pada dua pelarut yang berbeda. Alat
yang digunakan adalah corong pisah.
Corong pemisah atau corong pisah adalah peralatan laboratorium yang digunakan dalam ekstraksi cair-cair untuk memisahkan komponen-komponen dalam suatu campuran antara dua fase pelarut dengan densitas berbeda yang takcampur. Umumnya salah satu fase berupa larutan air dan yang lainnya berupa pelarut organik lipofilik seperti eter, MTBE, diklorometana, kloroform, ataupun etil asetat. Kebanyakan pelarut organik berada di atas fase air keculai pelarut yang memiliki atom dari unsur halogen.
Corong pemisah berbentuk kerucut yang ditutupi setengah bola. Ia mempunyai penyumbat di atasnya dan keran di bawahnya. Corong pemisah yang digunakan dalam laboratorium terbuat dari kaca borosilikat dan kerannya terbuat dari kaca ataupun Teflon.
Ukuran corong pemisah bervariasi antara 50 mL sampai 3 L. Dalam skala
industri, corong pemisah bisa berukuran sangat besar dan dipasang sentrifuge.
Untuk memakai corong ini, campuran dan dua fase pelarut dimasukkan ke
dalam corong dari atas dengan corong keran ditutup. Corong ini kemudian
ditutup dan digoyang dengan kuat untuk membuat dua fase larutan
tercampur. Corong ini kemudian dibalik dan keran dibuka untuk melepaskan
tekanan uap
yang berlebihan. Corong ini kemudian didiamkan agar pemisahan antara
dua fase berlangsung. Penyumbat dan keran corong kemudian dibuka dan dua
fase larutan ini dipisahkan dengan mengontrol keran corong.


Separatory Funnels
(Corong Pemisah) digunakan untuk mengeluarkan cairan ke wadah lain,
biasanya sebagai bagian dari proses ekstraksi. Alat ini terbuat dari
kaca. Biasanya sebuah ring stand digunakan untuk menyokong alat ini. Separatory Funnels (Corong Pemisah) terbuka di bagian atasnya untuk menambahkan cairan dan memungkinkan untuk disambung dengan stopper,
gabus, atau konektor. Sisi miring membantu membuatnya lebih mudah untuk
membedakan lapisan dalam cairan. Aliran cairan dikendalikan dengan
menggunakan kaca atau teflon stopcock. Separatory Funnels (Corong
Pemisah) digunakan ketika Anda membutuhkan laju aliran terkendali, tapi
tidak mengukur keakuratan buret atau pipette. Ukuran biasanya adalah
250, 500, 1000,
Ekstraksi
padat-cair dilakukan bila ingin memisahkan suatu komponen dalam suatu
padatan dengan menggunakan suatu pelarut cair. Alat yang digunakan
adalah ektraktor soxhlet. Misalnya untuk mengekstrak minyak non-atsiri
(senyawa yang terdapat pada bahan alam yang tidak mudah menguap).
Larutan pengekstrak ditempatkan pada labu alas bulat (a). sampel yang
telah dibungkus dengan kertas saring ditempatkan pada tabung ektraktor
(b). Bagian ujung atas (c) merupakan pendingin Allihn atau pendingin
bola. Ekstraktor soxhlet ini merupakan ektraktor kontinyu, pelarut pada
labu (a) dipanaskan dan akan menguap, terkondensasi pada pendingin (c),
selanjutnya pelarut akan masuk pada ektraktor (c). Apabila pelarut telah
mencapai batas atas kapiler pelarut yang telah kontak dengan sampel
akan masuk pada labu (a). Begitu seterusnya.
2. Alat untuk distilasi (distiler)
Distilasi adalah metode pemisahan berdasarkan perbedaan titik didih komponen-komponen yang ada di dalam campuran. Distilasi
biasa dilakukan untuk pemisahan campuran yang memiliki perbedaan titik
didih yang cukup besar. Sedangkan distilasi uap dilakukan untuk
pemisahan campuran yang memiliki perbedaan tekanan uap jenuh yang cukup
antara komponen-komponen yang ada pada campuran. Pada distilasi uap, uap
yang digunakan biasanya berupa uap air. Selain itu distilasi juga dapat
dilakukan pada tekanan di bawah tekanan atmosfer. Metode ini dikenal
sebagai distilasi pengurangan tekanan. Distilasi pengurangan tekanan
dilakukan apabila komponen akan mengalami dekomposisi pada titik
didihnya. Bila selisih titik didih komponen-komponen yang ada pada
campuran kecil maka komponen alat distilasi ditambah dengan kolom
vigreux.
3. Alat untuk reflux
Reaksi kimia kadang dapat
berlangsung sempurna pada suhu di atas suhu kamar atau pada titik didih
pelarut yang digunakan pada sistem reaksi. Salah satu alat yang dapat
digunakan untuk reaksi-reaksi yang berlangsung pada suhu tinggi adalah
seperangkat alat refluks. Beberapa alat refluks ditampilkan pada gambar
di samping. Ada beberapa tipe alat refluks.
Alat refluks paling
sederhana [1] dilengkapi dengan labu alas bulat (a) dan pendingin Liebig
(b), [2] seperangkat alat refluks dilengkapi dengan labu alas bulat
(a), pendingin Liebig (b) dan corong pisah (c), [3] seperangkat alat
refluks dilengkapi dengan labu alas bulat (a), pendingin Liebig (b),
corong pisah (c), dan pengaduk atau termometer (d).
Refluks, salah satu metode dalam
ilmu kimia untuk men-sintesis suatu senyawa, baik organik maupun
anorganik. Umumnya digunakan untuk mensistesis senyawa-senyawa yang
mudah menguapa atau volatile. Pada kondisi ini jika dilakukan pemanasan
biasa maka pelarut akan menguap sebelum reaksi berjalan sampai
selesai. Prinsip dari metode refluks adalah pelarut volatil yang
digunakan akan menguap pada suhu tinggi, namun akan didinginkan dengan
kondensor sehingga pelarut yang tadinya dalam bentuk uap akan mengembun
pada kondensor dan turun lagi ke dalam wadah reaksi sehingga pelarut
akan tetap ada selama reaksi berlangsung. Sedangkan aliran gas N2
diberikan agar tidak ada uap air atau gas oksigen yang masuk terutama
pada senyawa organologam untuk sintesis senyawa anorganik karena
sifatnya reaktif. Kondensor yang digunakan adalah pendingin bola, bukan
pendingin Liebig, tujuannya untuk menghalangi uap pelarut tetap ada.
bayangkan apabila menggunakan Liebig, bisa-bisa senyawa yang akan
disintesis tidak ada hasilnya, karena kesemuanya sudah menguap.
Prosedur dari sintesis dengan metode refluks adalah semua reaktan atau bahannya dimasukkan dalam labu bundar leher tiga. Kemudian dimasukkan batang magnet stirer setelah kondensor pendingin air terpasang, campuran diaduk dan direfluks selama waktu tertentu sesuai dengan reaksinya. Pengaturan suhu dilakukan pada penangas air, minyak atau pasir sesuai dengan kebutuhan reaksi. Gas N2 ¬dimasukkan pada salah satu leher dari labu bundar.
Prosedur dari sintesis dengan metode refluks adalah semua reaktan atau bahannya dimasukkan dalam labu bundar leher tiga. Kemudian dimasukkan batang magnet stirer setelah kondensor pendingin air terpasang, campuran diaduk dan direfluks selama waktu tertentu sesuai dengan reaksinya. Pengaturan suhu dilakukan pada penangas air, minyak atau pasir sesuai dengan kebutuhan reaksi. Gas N2 ¬dimasukkan pada salah satu leher dari labu bundar.
4. Penyaring buchner
Penyaring Buchner digunakan untuk proses penyaringan yang tidak dapat dilakukan dengan penyaring biasa. Penyaringan
biasa dilakukan dengan memanfaatkan gaya grafitasi, sedangkan pada
penyaring buchner, filtrat dipisahkan dari sistem campuran dengan cara
disedot atau divakum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar